Senin, 03 Oktober 2011

Cave Mapping


I.PEMETAAN GUA(MAPPING)

A.LATAR BELAKANG
Kemajuan kegiatan speleologi serta aspek terkait sehingga muncul keperluan untuk melakukan pendataan dan inventarisasi gua yang ada. Peta gua yang berupa gambaran atau rekaman kondisi di dalam gua merupakan salah satu data gua yang sangat penting.

B.FUNGSI PETA GUA
•Penelitian speleologi dan aspek-aspek ilmiahnya
•Pariwisata dan pengembangannya
•Konservasi
•Perencanaan penelusuran
•Perencanaan cave rescue
•Pertahanan dan keamanan (Hankam), dll

C.STANDAR PETA GUA
Standart peta gua internasional BCRA (British Cave Research Association)
Regional : FIF (Prancis), NSS (Amerika)
Derajat ketelitian / keakuratan
Menurut standart BCRA terbagi menjadi beberapa grade :
Grade 1 :Peta gua tanpa memberi ukuran. Dibuat diluar kepala dengan bantuan sketsa kasar
Grade 2 :Peta gua tanpa memberi ukuran. Sketsa dibuat di dalam gua
Grade 3 :Memiliki ketelitian pengukuran sudut horizontal maupun vertical ± 2,5°, ketepatan pengukuran jarak stasiun ± 50 cm. Serta pergeseran letak stasiun ± 50 cm, dibaca dari alat – alat secara perkiraan dan dilaksanakan bila waktu sangat terbatas, pada grade ini diperlukan alat kompas, klino, meteran dan sketsa gua.
Grade 4 :Grade antara grade 3-5 (kompas shunto tapi klino masih manual)
Grade 5 :Hampir sama dengan grade 3 tapi akurasi instrumen lebih tinggi, sudut horizontal maupun vertical ± 1°, ketepatan pengukuran jarak stasiun ± 10 cm, menggunakan kompas dan klino shunto dan meteran fiber glass
Grade 6 :Derajat ketelitian yang paling tinggi. Perlu penggunakan tripod mutlak, teknik pemakaian instrumen harus secermat mungkin dan meteran metal
Grade X :Dengan menggunakan Theodolit dan meteran metal

Klasifikasi kaitannya dengan detail gua :
A :Semua detail lorong dibuat berdasarkan ingatan
B :Detail lorong diastimasikan dan dicatat di dalam gua
C :Detail diukur hanya pada stasiun survey
D :Semua digambar dan diukur

D.METODE PENGAMBILAN DATA
1.Forward method
Dimana shooter pada stasiun pertama dan target pada stasiun kedua. Setelah pengambilan data selesai, shooter berpindah ke stasiun kedua kemudian target pindah ke stasiun berikutnya dan seterusnya sampai stasiun terakhir.
2.Leep Frog Method
Dimana shooter pada stasiun ke 2 dan target pada stasiun 1. Setelah pembaca (shooter) selesai, target pindah ke stasiun ke 3. Setelah selesai Shooter pindah ke stasiun 4, dilakukan pembacaan ke arah target di stasiun 3. Setelah seleasai target pindah ke stasiun 5, pembacaan dilakukan seterusnya.

E.ARAH PENGAMBILAN DATA
1.Top to Bottom
Pengumpulan data dari mulai mulut gua menuju lorong/dasar gua atau sampai stasiun terakhir.
2.Bottom to Top
Pengumpulan data dari ujung lorong/dasar gua menuju mulut gua. Jadi merupakan kebalikan dari sistem di atas.

F.PEMBAGIAN KERJA TIM PENGAMBILAN DATA
Idealnya dalam satu tim pemetaan gua terdiri dari 4 orang, dengan pembagian tugas sebagai berikut :
Orang pertama sebagai Shooter Pembaca alat-alat ukur, membawa clinometer, kompas dan meteran
Orang kedua sebagai Ploter Pencatat data pengukuran
Orang ketiga sebagai Sketster Diskriptor, skets perjalanan, dan cross section (menampilkan bagian-bagian yang spesifik)
Orang keempat sebagai Target Menentukan stasiun (apabila menggunakan metode Forward method) dan mambawa ujung meteran. Tinggi badan shooter dan target harus sama, tujuannya mengurangi kesalahan dalam pengukuran sudut elevasi (kemiringan lantai)
Untuk menjadi sketster adalah pekerjaan yang cukup sulit dan penting, karena pertanggung jawaban detail dan rekaman data terletak pada pekerjaan anggota tim ini. Kesalahan dalam pembacaan kompas dan klino meter terkadang bisa dikoreksi langsung oleh sketster yang berpengalaman.

G.PENENTUAN STASIUN
Dasar pertimbangan yang dapat digunakan untuk menentukan suatu stasiun survey :
1.Perubahan arah lorong dan percabangan
2.Perubahan ekstrim bentuk lorong (atap, dinding, lantai / 3 dimensi)
3.Batas pengukuran max 30m
4.Perubahan elevasi ekstrim (turunan/tanjakan)
5.Temuan – temuan penting : biota, litilogi khusus, dan sebagainya

H.PERALATAN PEMETAAN GUA
Pengambilan data
•Kompas : membidik sejajar dengan mata (rata – rata air)
•Klino : membidik sejajar tinggi mata shooter dengan target
•Meteran : untuk mengukur jarak stasiun dan lebar lorong
•Clip board/papan jalan : sebagai alas work sheet pemetaan dan lembar sketsa
•Alat tulis : untuk menulis dan menggambar (menyeket)
•Work sheet pemetaan : lembar kerja pemetaan (data yang akan diambil)
•Lembar sketsa (dengan gride): lembar untuk menggambar bentukan stasiun (tampak depan, tampak atas, samping)
•Senter (bukan dari logam) : sebagai alat penerangan
•Tas pemetaan (kalau ada) : untuk membawa semua peralatan pemetaan


Pengolahan data
•Tabel olah data: tabel pengolahan data yang telah diambil
•Kalkulator : alat menghitung (diusahakan ada sin, cos, tan)
•Milimeter block: lembar untuk memindahkan hasil dari pengolahan data berupa diagram cartesius (sumbu X dan Y) yang akan terbentuk sketsa gambar dalam skala tertentu
•Kertas kalkir : kertas yang digunakan untuk menyeket bentukan gua (tampak depan, tampak atas, tampak samping)
•Alat tulis : untuk menulis dan menggambar (menyeket)
•Penggaris : digunakan untuk menggaris
•Busur : digunakan untuk menentukan arah gerak (lebar lorong pada sketsa tampak atas)

2 Komentar:

wah bagus nih infonya...mantabs

btw mau nanya..kalau worksheet cara forward dan leep frog ada bedanya ga??kalau boleh share dong

kalau menurut saya, worksheet cara forward dan leep frog sama aja.. hanya beda penulisan nomer stasiun aja di worksheet.
metode pengambilan data disesuaikan dengan data yang akan kita harapkan, jumlah peralatan dan waktu yang qt rencanakan. metode leep frog method lebih akurat, karena ada koreksi dari masing2 titik stasiun pengamatan. pada metode ini memakan waktu lama tetapi data yang didapatkan lebih akurat.
Terima Kasih..
Salam Lestari...!!!

Posting Komentar